Tidak terasa ya waktu berjalan begitu cepat. Namun, waktu tetap akan terus berjalan.
Sama seperti halnya ketika kita masih anak-anak lambat laun akan berubah menjadi dewasa.
Mungkin kita saat ini belum punya anak, masih sendiri, dan belum memiliki pasangan yang serius alias belum berencana menikah. Tetapi kita tetap harus mulai menyiapkan diri dari sekarang menjadi suami atau istri dan orang tua yang baik untuk anak.
Ketika sudah punya anak pun tentu kita sebagai orangtua menginginkan anak yang berkembang secara normal baik dari segi fisik maupun mental.
Mumpung masih muda seperti saya ini, tentunya punya banyak waktu dan kesempatan belajar.
Sebagai persiapan menjadi calon ibu atau ayah, ini saat yang tepat untuk memperluas wawasan terutama tentang parenting.
Mempelajari parenting bisa dilakukan dimana saja, salah satunya seperti seminar parenting.
Ya seperti yang saya hadiri baru-baru ini yaitu “Festival Anak Ceria dan Talk Show Stunting” diselenggarakan oleh Yayasan Al Hadi Daycare pimpinan, Hj Anifah Qowiyatun bersama Mayora sebagai supported acara pada 25 Januari 2020 di Hotel Santika Premier, Slipi, Jakarta Barat.
Diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian akan gizi sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional 2020.
Apa itu Stunting?
Apa kamu sudah pernah dengar Stunting? Sebagian orang mungkin tidak akrab dengan istilah stunting.
Di Indonesia, stunting menjadi masalah kesehatan yang cukup serius.
“Stunting adalah perhambatan pertumbuhan yang terkait dengan kebutuhan gizi yang kurang secara kronis, dimana anak ber tumbuh dengan tinggi yang tidak sama dengan teman sebayanya yang normal. Biasanya dialami oleh anak yang berusia dibawah 5 thn.” Ujar Dr. Sandy Prasetyo, Sp. OG, Dokter Spesialis Kandungan.
Lebih lanjut, Dr. Sandy Prasetyo, Sp. OG mengungkapkan bahwa ketika ada orangtua yang memiliki anak yang tingginya kurang dari normal, pasti berpikir apakah tumbuh kecil atau tingginya kurang karena faktor genetik.
Padahal persiapan anak mulai dari kecil sampai besar ataupun tinggi sampai pendek sebenarnya bukan hanya dipengaruhi ketika setelah lahir diberikan susu ataupun makanan, tetapi sejak kehamilan.
Dimana saat persiapan ketika si ibu ingin hamil. Apakah sisi nutrisinya cukup, persiapan mental, usia, pemeriksaan labnya apakah baik.
Misalnya kebutuhan hemoglobin (Sel darah merah), Anemia atau tidak, dan berat badan si ibu.
Apa penyebab Stunting pada anak?
Menurut Farah Amini, Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Stunting Sekretariat Wakil Presiden, yaitu kurangnya asupan makanan bernutrisi.
Seharusnya anak harus tercukupi kebutuhan gizinya sampai besar.
Jika si anak kurang gizi akibatnya akan sering sakit seperti diare sehingga nutrisi si anak hilang. Gizi yang ada didalam tubuh dipakai untuk sembuh bukan berkembang dengan baik.
Kalau anak sudah mengalami berat badan tidak naik dalam satu bulan, itu belum stunting.
“Kekurangan cairan akibat malas minum air mineral apalagi mineral yang tidak diproduksi oleh tubuh akhirnya bisa memunculkan stunting. Bayi usia 0 – 6 bulan harus ASI Exclusive enam bulan pertama, dibawah 6 bulan tidak perlu. Usia 1 – 6 thn dibutuhkan 1.500 ml satu setengah liter sehari. Usia diatas 7 thn dibutuhkan 1.900 ml,” ujar Dr. Reisa Broto Asmoro, Dokter Indonesia yang juga merupakan Puteri Indonesia Lingkungan dan Putri Indonesia 2010, dan bintang iklan.
Prof. Dr. Ir. Hj. Netty Herawati, Ketua Umum HIMPAUDI (Himpunan Pendifik dan Tenaga Pendidikan) menambahkan bahwa, yang perlu diingat kalau anak sudah mengalami Berat Badan tidak naik dalam satu bulan, maka itu belum disebut stunting.
Bagaimana Upaya Pencegahannya?
“Ada orang yang sudah mengerti dan punya banyak pengetahuan, tapi ternyata belum menjadi kebiasaan misalnya faktor higenis atau sanitasi,” ujar Dr. Reisa Broto Asmoro, Dokter Indonesia yang juga merupakan Puteri Indonesia Lingkungan dan Putri Indonesia 2010, dan bintang iklan.
Jadi, kebiasaan kita untuk memperhatikan mulai hal simple dari tangan kita sendiri dijaga kebersihannya. Seperti cuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik, menjaga kebersihan rumah, dan juga vaksinasi.
Faktor lainnya yaitu gizi. Ketika belanja makanan atau minuman perlu diperhatikan nutrisinya mulai dari ingredients, kalori, dan isi.
Setiap kali anak makan, sudah ada takaran yang direkomendasikan Kemenkes kalau anak harus makan dengan gizi yang lengkap, gizi seimbang, proteinnya (hewani atau nabati), karbohidrat, sayur.
“Pengetahuan tentang cegah stunting harus dimulai untuk mendeteksi anak secara dini. Ketika anak dideteksi secara dini, maka bisa dipercepat pertumbuhannya. Penting sekali anak diberikan makan ikan karena untuk mempercepat pertumbuhan si anak,” tutur Athalia Ridwan Kamil, Istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Pof. Dr. Ir. Hj. Netty Herawati, Ketua Umum HIMPAUDI (Himpunan Pendifik dan Tenaga Pendidikan) menambahkan bahwa guru juga turut serta melakukan simulasi kepada anak untuk mencegah stunting.
Stunting itu lingkaran kepalanya kecil dan itu ada hubungannya dengan otak. Jumlah sel otak ada jutaan, tetapi jumlah sel otak anak standar dan lebih sedikit dibanding dengan anak-anak yang normal.
Maka dari itu, guru melakukan stimulasi kepada anak stunting dengan melakukan senyum, salam, usap kepala anak, dipeluk, dan dicium sehingga stimulasinya lebih baik.
Selain memberikan nutrisi makanan kepada anak, perlu nutrisi hati dan cinta dari guru dan orangtua.
“Dalam mengatasi stunting, perlu juga peran dari semua sektor yaitu dari masyarakat itu sendiri dan pemerintah. Pemerintah sudah bekerja keras dalam mencegah stunting, tetapi jika masyarakat tidak mau tahu dengan pencegahan stunting, itu akan sulit,” ujar Farah Amini, Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Stunting Sekretariat Wakil Presiden.
Sementara itu, Perwakilan dari MUI, Lia Amalia, mengatakan bahwa selain melihat gizinya, diperlukan juga untuk memperhatikan dari segi kehalalannya karena seperti yang ada di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi “Wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik. Dan janganlah kamu mengikuti langkah setan”.
Jadi, ketika membeli sesuatu seperti daging, kita bisa bertanya ke penjualnya apa halal, disembelih dengan baca basmallah, yang tentunya memenuhi syariat islam.
Kehalalan sangat mempengaruhi anak supaya anak tumbuh menjadi anak yang fisiknya sesuai dengan pertumbuhan yang baik dan menjadi anak yang cerdas, shaleh dan shalehah.
Sementara itu Ketua Yayasan Al Hadi Daycare, Hj Anifah Qowiyatun mengatakan bahwa Festival Anak Ceria dan Talk Show Stunting sebagai wadah anak-anak untuk menyalurkan kreativitasnya.
Beragam lomba yang diselenggarakan seperti lomba mewarnai, lomba kaligrafi, dan juga lomba Tahfiz Qur’an. Untuk guru PAUD, ada juga lomba Kreasi Daur Ulang Plastik dan untuk umum ada Talkshow Stunting.
Yayasan Al Hadi menyediakan Preschool Daycare (Penitipan Anak) , Bimbel (TK-SD-SMP) dan Tahfidz Qur’an (Anak dan dewasa) yang berlokasi di Jl. Taman Aries Blok F12 No. 8 Kembangan, Jakarta Barat.
Festival Anak Ceria dan Talk Show Stunting dibuka oleh Ibu Wurry Ma’ruf Amin dihadiri Kak Seto dan istri Gubernur DKI Jakarta.
Dalam sambutan Ibu Wurry Ma’aruf Amin bahwa Ia mengapresiasi pihak penyelenggara yang telah menggelar Festival tersebut.
Untuk mengetahui lebih jauh dengan kegiatan dari Yayasan Al Hadi Daycare, boleh berselancar melalui website www.alhadi-daycare.com