Begini Cara Unik Saya Dalam Mengelola Sampah (Oleh Siti Harfiah Nur)

by Fifi SHN
0 comment

Kebiasaan membuang sampah sembarangan masih dilakukan oleh sebagian kalangan masyarakat. Terkadang saya melihat sendiri bagaimana mereka membuang sampah sembarangan. Ada yang membuang sampah di pinggir jalan, di selokan , di kali, di sungai, bahkan ada yang membuang sampah di jalan ketika sedang di atas kendaraan.

Membuang sampah sembarangan juga sering terlihat dalam pergaulan sehari-hari. Misalnya membuang sisa makanan, puntung rokok, dan lain sebagainya.

Selain merusak pemandangan, juga dapat menimbulkan penyakit. Padahal ada beberapa tempat sampah yang disediakan namun masyarakat tetap tidak perduli untuk membuang sampah di tempat sampah.

Ketika ada yang melihat pelaku pembuang sampah sembarang tersebut, terkadang ada yang tidak memperdulikannya, tidak ada yang berani menegur. Ironisnya ikut membuang sampah di tempat itu. Dengan demikian, orang yang membuang sampah sembarangan itu telah memberikan contoh yang tidak baik untuk orang lain bukan?

Saya pernah mencoba dengan kesadaran sendiri membuang sampah orang lain, yang sebelumnya dia membuang sampahnya secara sembarang. Ketika saya melihat orang lain membuang sampah tepat di dekat saya, saya hanya mengambil dan membuangnya di tempat sampah sambil menunjukkan ke orang tersebut.

Kemudian saya bilang ke dia, “Mbak, Mas, kalau mau buang sampah yang benar di tempat sampah ini bukan di jalan”. Seketika orang tersebut membalas dengan muka sinis lalu ia pergi.

Jika membuang sampah sembarangan, maka kawasan yang dipenuhi sampah tersebut bisa menyumbat saluran air ketika musim hujan datang. Tentunya mengakibatkan banjir yang tidak bisa dihindari. Setelah itu, para masyarakat pun mengeluh. Masyarakat tidak menyadari bahwa kebiasaan mereka dalam membuang sampah sembarangan itu dapat mengakibatkan banjir.

Sampah menurut Wikipedia, merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Berdasarkan sifatnya, sampah terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah menjadi kompos.

Kemudian, sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik, kertas, botol dan gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah anorganik ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang dijual untuk dijadikan produk lainnya.

Lalu, sampah beracun (B3) yaitu limbah dari bahan bahan yang berbahaya dan beracun. Seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik, dan lain-lainnya.

Pengangkutan Sampah di Salah Satu Kompleks di Salah Satu Perumahan di Kota Bekasi. (Dok. Foto: FB Slamet Basuki)

Memanfaatkan Sampah Barang Bekas

Sebagian orang memiliki anggapan bahwa sampah harus dijauhkan dari lingkungan karena merupakan sumber penyakit yang sangat membahayakan kesehatan manusia. Anggapan ini memang ada benarnya, namun pada kenyataannya tidak semua sampah merupakan sumber penyakit.

Barang bekas seperti dua sisi mata uang, dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, sebaliknya akan bermanfaat jika dikelola dengan baik. Bermodalkan kemauan, keterampilan dan kreativitas, sampah dapat diolah menjadi barang yang bernilai bahkan menjadi barang yang bernilai estetis.

Dari berbagai kondisi tersebut, saya menemukan ide dan mengambil tindakan dengan membuat media pembelajaran untuk anak usia dini saat “magang praktik” mengajar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Hal tersebut saya lakukan ketika berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Saya memanfaatkan sampah anorganik yang berupa kardus, botol minuman bekas, stik es krim bekas, dan lain sebagainya untuk media pembelajaran. Salah satunya kardus yang diolah dengan membuat media pembelajaran untuk mengenal huruf yaitu dinamakan media puzzle huruf.

Kardus Bekas Dibuat Menjadi Puzzle. (Dok. Foto: Fifi SHN)

Puzzle Huruf. (Dok. Foto: Fifi SHN)

Saat saya berada di sekolah Taman Kanak-kanak tersebut, saya meminta kepada kepala sekolah, guru-guru, anak didik beserta orangtua murid, dan penjaga sekolah untuk mengumpulkan sampah anorganik. Saya mengajak mereka untuk bekerja sama agar tidak membuang sampah sembarangan, tetapi dikumpulkan untuk keperluan dalam membuat media pembelajaran. Kemudian sampah anorganik yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam pembuatan media pembelajaran dari sampah anorganik ini, yang paling diutamakan adalah dari segi kebersihan. Sampah yang ingin diolah harus dicuci dan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air hangat untuk mematikan kuman atau bakteri yang menempel pada barang tersebut kecuali kardus bekas.

Jadi, sampah anorganik tersebut digunakan dalam kondisi bersih. Kemudian barang bekas dilap memakai kain bersih dan setelah itu dijemur hingga kering. Lalu dibuatlah sampah anorganik ini menjadi media pembelajaran untuk peserta didik dari anak usia dini.

Dari segi keamanan juga perlu diperhatikan. Misalnya sampah anorganik yang digunakan tidak berbahaya bagi anak didik seperti sisi yang tajam atau runcing. Bahan yang mengandung bahan kimia juga berbahaya dan perlu dihindari oleh guru serta anak didik.

Aspek kebersihan dan keamanan anak didik merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran. Sehingga anak terhindar dari penyakit atau kecelakaan.

Dengan memanfaatkan sampah seperti ini, bisa menjadi sebuah solusi pengelolaan sampah lingkungan. Sampah memiliki kelebihan atau segi positif yaitu sampah mudah didapatkan disekitar kita. Pemanfaatan sampah bukan hanya tugas orang dewasa tetapi juga harus mulai diajarkan sejak dini. Anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan.

Saat Saya Mengajar Anak Usia Dini di sekolah Taman Kanak-kanak (TK) yang berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. (Dok. Foto: Fifi SHN)

Mengenai pengelolaan sampah di Indonesia pun masih menjadi permasalahan yang membutuhkan perhatian khusus. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdapat sekitar 100.000 ton hingga 400.000 ton sampah plastik yang masuk ke laut Indonesia per tahun.

Melihat kondisi tersebut yang memprihatinkan, maka berdirilah sebuah perusahaan layanan pengelolaan sampah di Indonesia yang dikenal dengan Waste4Change. Ya, solusi dalam bentuk perusahaan layanan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dengan misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab atas sampahnya. Selain menyediakan jasa pengangkutan dan pemilahan sampah, juga tersedia layanan strategis terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Ciri khas dari Waste4Change adalah penggunaan metode Zero Waste to Landfill dimana penerapan sistem kelola sampah dari Waste4Change yang menerapkan pemilihan sampah di sumber dan memastikan pengolahan untuk seluruh sampah tanpa ada yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kemudian, adanya pelaporan alur sampah yang komperehensif.

Nah, teman-teman pun bisa ikut berpartisipasi. Misalnya ikut memilah sampah dan memberikan kompensasi yang layak pada tugas pengelola sampah yang terdampak melalui Personal Waste Management, Waste4Change, Waste Management Indonesia.

Yuk, mulai dari sekarang buanglah sampah pada tempatnya. Lingkungan yang bersih akan menjaga kelestarian alam, kebersihan lingkungan sekitar kita, dan kita pun terhindar dari penyakit.

(Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021Penulis: Siti Harfiah Nur).

You may also like

Leave a Comment