Kisah Mereka Yang Berjuang Melawan Kusta

by Fifi SHN
0 comment

Kusta selama ini dianggap oleh umumnya masyarakat adalah sebagai salah satu penyakit menular. Bahkan, diyakini masih ada dan menyebar virusnya di Indonesia.

Sekedar diketahui, penyakit kusta tersebut merupakan penyakit yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri kronis.

Kendati begitu, penanganan penyakit kusta di Indonesia selama ini belum usai. Lalu, bagaimana sih sebenarnya cara menangani masalah penyakit kusta di Indonesia?

Untuk mengetahui penyakit kusta, yuk simak tulisan saya berikut ini. Infonya dikutip melalui Youtube Berita KBR (Kantor Berita Radio), yang membahas tentang “Sasakawa Health Foundations & Kusta di Indonesia”.

 

Sasakawa Health Foundations Bidang Kusta Datang ke Indonesia

Sebelum membahas penyakit kusta, perlu diketahui lebih dahulu apa itu Sasakawa Health Foundations. 

Sasakawa Health Foundations adalah merupakan organisasi berasal dari Jepang, bergerak di bidang kusta/leprosy.

“Sasakawa Health Foundations datang ke Indonesia bertujuan untuk membahas, dan mencegah penyebaran penyakit kusta,” kata Ms Aya Tobiki, Chief Program Officer Hansen’s Disease Program, Sasakawa Health Foundation.

“Pencegahan tersebut agar penyakit kusta tereliminasi dari Indonesia, bahkan dari seluruh dunia,” lanjutnya.

Nah, organisasi dari Negeri Sakura yang berdiri sejak tahun 1974 ini, tidak hanya menangani kusta yang berfokus di negara Jepang saja, tapi ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Sasakawa Health Foundations pun punya 3 pilar dalam penanganan penyakit kusta tersebut, yaitu:

  1. Tackling leprocy, yaitu mengatasi masalah kusta. 
  1. Menghilangkan diskriminasi. 
  1. Memelihara sejarah tentang penanganan kusta.

Ms Aya juga menyampaikan kalau dirinya sudah berkunjung ke Pasuruan (Jawa Timur), Indramayu (Jawa Barat), dan Cirebon (Jawa Barat), yang membuat dirinya menjadi termotivasi.

Di Pasuruan, Ms Aya mengunjungi Puskesmas Nguling, bagaimana stakeholder (pihak yang berkepentingan) itu bekerja sama dengan baik sehingga memotivasi Ms Aya.

Selain itu, Ms Aya juga melihat pihak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Pasuruan, melalukan senam dancing dengan latar belakang musik kusta, lalu dilanjutkan dengan edukasi mengenai kusta.

Kemudian di Indramayu, Ms Aya melihat ada dua projek yaitu SDR (Single Does Rifampisin) PEP dan Peer Conseling, yang dimana Dinas Kesehatan di berbagai provinsi kabupaten disana sangat baik kerjasamanya, dan bagaimana sistem rujukan itu dibangun dengan kuat.

Bahkan yang menarik, Ms Aya bertemu dengan seorang gadis kecil cantik yang dirawat neneknya tapi terkena kusta di Indramayu.

Namun, ada stigma orang-orang kepada sang nenek, sehingga nenek tersebut disembunyikan dan pengobatannya pun tidak berlanjut.

Ketika ibu dari sang gadis kecil cantik kembali dari luar negeri, ia langsung menyadari jika sang nenek terkena kusta dan langsung dibawa ke Puskemas.

Lebih lanjut, di Indramayu Ms Aya juga melihat project Peer Concelor, yang merupakan orang-orang sahabat sebaya yang pernah mengalami kusta.

Mereka menjadi pemberi motivasi terhadap pasien kusta dan orang yang pernah mengalami kusta, dalam pengobatan supaya kembali pulih dan pengobatannya tuntas.

Dan, terakhir di Cirebon Ms Aya melihat ada sebuah project bernama Mardika, yaitu Income Generation.

Income Generation maksudnya memberikan penghasilan kepada pasien kusta dan orang yang pernah mengalami kusta.

Dengan mengadakan kerajinan tangan yang bersifat ramah lingkungan.

 

Stigma Terhadap Penyakit Kusta

Ardi Yansyah, merupakan salah seorang dari OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta).

Saat tahun 2011 – 2015, Ardi melihat teman-temannya itu berbeda dari cara sikap mereka ke dirinya ketika terkena kusta. 

Ia sebelumnya dekat dengan teman-temannya, Ketika teman-temannya tahu Ardi terkena kusta, mereka pun mulai jarang main dengannya.

Selain dari teman-temannya, Ardi juga mendapatkan stigma diskriminasi yang luar biasa dari keluarga, seperti bapak, ibu dan saudara, kecuali sepupu dan tante.

“Saya merasakan ketidakadilan dalam sikap orang-orang di sekeliling ketika saya menderita penyakit kusta,” ucap Ardi Yansyah, selaku OYPMK sekaligus Ketua Permata Bulukumba.

“Pada akhirnya, saya berkecimpung di organisasi PerMaTa Bulukumba, Sulawesi Selatan,” kata Ardi.

PerMaTa sendiri adalah singkatan dari Perhimpunan Mandiri Kusta dan bermitra dengan NLR (Yayasan Penanggulan Kusta Indonesia).

“Di sana, maksud saya di Permata Bulukumba, orang-orang memanusiakan saya secara baik,” sambung Ardi.

Permata Bulukumba sendiri mulai berkolaborasi dengan NLR Indonesia sekitar tahun 2018.

Peran NLR Indonesia yang berkolaborasi bersama Permata Bulukumba, dengan melakukan peningkatan kapasitas kepada mitra-mitranya termasuk Permata Bulukumba.

Seperti pelatihan-pelatihan atau kegiatan-kegiatan yang menjelaskan tentang kusta secara aspek medis.

 

Dukungan Dalam Menangani Kusta di Indonesia

Dalam membantu atau mendukung pemerintah dalam menangani kusta di Indonesia, NLR melakukan program inovasi dengan:

  • Peer Conceling Project adalah para OYPMK yang diberdayakan dan difasilitasi. 
  • Menjaring partnership atau kerjasama jejaring, baik dari lintas sektor, lintas program, dan dari berbagai aktor.
  • Memberikan dukungan teknis kepada pemerintah dan OYMPK, atau mitra-mitra untuk melaksanakan program-program yang lebih baik.
  • Melakukan advokasi bersama dengan jejaring OYMPK, supaya kebijakan dan orientasinya  menjadi lebih baik.

“Maka dari itu, kolaborasi antara NLR Indonesia, Sasakawa Health Foundations, dan Permata Bulukumba akan saling keterkaitan,” ujar Asken Sinaga, selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia.

“Sasakawa Health Foundations pun terus mendukung program pemerintah, untuk menghapuskan kusta dan juga stigma yang ada di masyarakat,” lanjutnya.

Untuk itu, yuk selalu beri semangat kepada orang yang sedang mengalami kusta, orang yang pernah mengalami kusta, dan orang yang sedang berobat kusta.

Hal itu, karena kusta itu penyakit biasa yang bisa disembuhkan. 

Demikian artikel saya tentang penyakit kusta, semoga bermanfaat. Terima kasih. *

You may also like

Leave a Comment