Mau Ke Monas? Ini Yang Perlu Dipersiapkan

by Fifi SHN
0 comment

Siapa yang tidak tau Monas? Monas atau Monumen Nasional (Monas) ini didirikan sebagai mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia, dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Kerajaan Belanda.

‎Monas menjadi salah satu tempat paling bersejarah di Jakarta lho. Bisa dibilang, ikon Jakarta sudah melekat dengan Monas.

‎Orang-orang yang berkunjung ke Monas ini mungkin ada yang untuk rekreasi, refreshing (menyegarkan diri untuk melepaskan dari rasa lelah), piknik, olahraga, atau semata-mata menuntaskan rasa penasaran dengan Monas.

‎Sama halnya dengan saya, saya berkunjung ke Monas ini hanya untuk rekreasi saja bersama keluarga atau teman.

‎Saya pernah mengajak teman kuliah dari Makassar, Sulawesi Selatan untuk mengenalkan Monas yang belum pernah mereka lihat.

‎Selain itu, saya juga berkunjung ke Monas untuk beberapa kalinya dengan keluarga, yang bertujuan untuk rekreasi juga.

‎Ketika sesampainya di Monas, saya masuk kesana melewati tempat orang berjualan, mulai dari penjual makanan dan penjual oleh-oleh.

‎Saya pun langsung duduk-duduk didekat pelataran Monas, sambil merasakan kesejukan angin sepoi-sepoi yang membuat nyaman. Halamannya sangat luas, gaes.

‎Di sekitar kawasan Monas juga terlihat bersih, sehingga saya dan pengunjung lain merasa nyaman saat berekreasi.

‎Melihat ada mobil wisata listrik membawa pengunjung jalan-jalan melihat Monas, saya pun tertarik untuk ikut naik bersama orangtua saya.

‎Mobil ini membawa pengunjung dari parkiran menuju pintu masuk tugu Monas. Hal itu agar untuk memudahkan pengunjung yang ingin masuk ke Monas.

‎Pengunjung pun dapat mengakses mobil tersebut secara gratis. Bagi teman-teman yang ingin menaiki mobil wisata tersebut, harus antre di halte khusus Mobil Wisata ya.

‎Lalu, kalian harus menunggu penumpang lain agar bisa ramai-ramai ke Monas.

‎Namun, kalau sudah menunggu lama tapi mobil wisata belum penuh, teman-teman tetap diantar ke pintu masuk Tugu Monas kok.

‎Setelah menaiki mobil wisata di Monas, saya pun berjalan kaki disekitar wilayah lapangan dan area taman di Monas. Seseru itu lho, gak ada rasa capeknya heran, hehehe.

‎Bagi pengunjung yang berpiknik di Monas terkadang membawa bekal sendiri. Namun, pengunjung yang tidak membawa makanan dari rumah seperti saya ini, memilih untuk mencicipi kuliner khas Jakarta, seperti kerak telor.

‎Kerak telur terkenal dengan cita rasa gurih manis, yang terbuat dari bahan-bahan seperti beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi.

‎Kemudian, ditambah dengan bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, kunyit, sereh halus, merica butiran, garam dan gula pasir. Hmmmm menggugah selera ya.

‎Oh ya, perlu diingat ya teman-teman, petugas kebersihan yang ada di Monas selalu berpatroli untuk mengingatkan pengunjung, agar tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak menginjak rumput, dan duduk di rumput saat berkunjung ke Monas.

‎Ini penting banget untuk menjaga kebersihan lingkungan di Monas. Jangan lupa ya teman-teman.

‎Nah, setiap momen yang sudah lewat kan tidak bisa diputar ulang kembali ya. Agar kenangan itu tidak hilang begitu saja, saya pun tentunya mengabadikan setiap momen itu dalam jepretan kamera, hehehe.

‎Untuk dapat mengunjungi museum di Monas atau ke puncak tugu Monas ini, teman-teman harus membeli tiketnya terlebih dahulu. Saya tidak tahu pasti ya berapa harga tiketnya, sebab saya ke Monas tersebut sekitar tahun 2020.

‎Namun, untuk sekedar rekreasi atau piknik di wilayah sekitar pelataran Monas, lapangan di Monas, area taman di Monas, bahkan menaiki mobil wisata di Monas, semua itu bisa diakses secara gratis.

‎Kendati begitu, pengalaman berkunjung ke Monas tersebut bagi saya sangat menyenangkan, murah, dan edukatif pula.

‎Selain suasananya yang asri dan udara segar di tengah kota, Monas dapat dijadikan rekomendasi untuk tujuan rekreasi dengan keluarga bahkan bersama teman.

‎Mengapa? Dengan rekreasi ke Monas bisa menambah pengetahuan kita tentang peninggalan bersejarah indonesia, apalagi jika masuk ke museum yang ada di Monas.

‎Namun sayangnya dibalik itu semua, saat berkunjung ke Monas, saya tidak bisa naik ke puncak tugu Monas. Sebab, Monas dibatasi jam operasionalnya.

‎Tugu tersebut dibuka setiap hari mulai pukul 06:00 WIB hingga sampai pukul 16.00 WIB, sedangkan saya tiba disana sekitar pukul 17.30 WIB menjelang magrib.

‎Memang rasanya sangat sedih. Tapi gapapa, semoga saya bisa segera berkunjung ke tempat ini lagi deh ya, Amin. Semoga juga, teman-teman yang membaca tulisan saya ini bisa berkunjung ke Monas juga ya, Amin 😇 ***

You may also like

Leave a Comment