Siapa yang tidak tau Monas? Monas atau Monumen Nasional (Monas) ini didirikan sebagai mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia, dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Kerajaan Belanda.
Monas menjadi salah satu tempat paling bersejarah di Jakarta lho. Bisa dibilang, ikon Jakarta sudah melekat dengan Monas.
Orang-orang yang berkunjung ke Monas ini mungkin ada yang untuk rekreasi, refreshing (menyegarkan diri untuk melepaskan dari rasa lelah), piknik, olahraga, atau semata-mata menuntaskan rasa penasaran dengan Monas.
Sama halnya dengan saya, saya berkunjung ke Monas ini hanya untuk rekreasi saja bersama keluarga atau teman.
Saya pernah mengajak teman kuliah dari Makassar, Sulawesi Selatan untuk mengenalkan Monas yang belum pernah mereka lihat.
Selain itu, saya juga berkunjung ke Monas untuk beberapa kalinya dengan keluarga, yang bertujuan untuk rekreasi juga.
Ketika sesampainya di Monas, saya masuk kesana melewati tempat orang berjualan, mulai dari penjual makanan dan penjual oleh-oleh.
Saya pun langsung duduk-duduk didekat pelataran Monas, sambil merasakan kesejukan angin sepoi-sepoi yang membuat nyaman. Halamannya sangat luas, gaes.
Di sekitar kawasan Monas juga terlihat bersih, sehingga saya dan pengunjung lain merasa nyaman saat berekreasi.
Melihat ada mobil wisata listrik membawa pengunjung jalan-jalan melihat Monas, saya pun tertarik untuk ikut naik bersama orangtua saya.
Mobil ini membawa pengunjung dari parkiran menuju pintu masuk tugu Monas. Hal itu agar untuk memudahkan pengunjung yang ingin masuk ke Monas.
Pengunjung pun dapat mengakses mobil tersebut secara gratis. Bagi teman-teman yang ingin menaiki mobil wisata tersebut, harus antre di halte khusus Mobil Wisata ya.
Lalu, kalian harus menunggu penumpang lain agar bisa ramai-ramai ke Monas.
Namun, kalau sudah menunggu lama tapi mobil wisata belum penuh, teman-teman tetap diantar ke pintu masuk Tugu Monas kok.
Setelah menaiki mobil wisata di Monas, saya pun berjalan kaki disekitar wilayah lapangan dan area taman di Monas. Seseru itu lho, gak ada rasa capeknya heran, hehehe.
Bagi pengunjung yang berpiknik di Monas terkadang membawa bekal sendiri. Namun, pengunjung yang tidak membawa makanan dari rumah seperti saya ini, memilih untuk mencicipi kuliner khas Jakarta, seperti kerak telor.
Kerak telur terkenal dengan cita rasa gurih manis, yang terbuat dari bahan-bahan seperti beras ketan putih, telur ayam atau bebek, ebi.
Kemudian, ditambah dengan bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, kunyit, sereh halus, merica butiran, garam dan gula pasir. Hmmmm menggugah selera ya.
Oh ya, perlu diingat ya teman-teman, petugas kebersihan yang ada di Monas selalu berpatroli untuk mengingatkan pengunjung, agar tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak menginjak rumput, dan duduk di rumput saat berkunjung ke Monas.
Ini penting banget untuk menjaga kebersihan lingkungan di Monas. Jangan lupa ya teman-teman.
Nah, setiap momen yang sudah lewat kan tidak bisa diputar ulang kembali ya. Agar kenangan itu tidak hilang begitu saja, saya pun tentunya mengabadikan setiap momen itu dalam jepretan kamera, hehehe.
Untuk dapat mengunjungi museum di Monas atau ke puncak tugu Monas ini, teman-teman harus membeli tiketnya terlebih dahulu. Saya tidak tahu pasti ya berapa harga tiketnya, sebab saya ke Monas tersebut sekitar tahun 2020.
Namun, untuk sekedar rekreasi atau piknik di wilayah sekitar pelataran Monas, lapangan di Monas, area taman di Monas, bahkan menaiki mobil wisata di Monas, semua itu bisa diakses secara gratis.
Kendati begitu, pengalaman berkunjung ke Monas tersebut bagi saya sangat menyenangkan, murah, dan edukatif pula.
Selain suasananya yang asri dan udara segar di tengah kota, Monas dapat dijadikan rekomendasi untuk tujuan rekreasi dengan keluarga bahkan bersama teman.
Mengapa? Dengan rekreasi ke Monas bisa menambah pengetahuan kita tentang peninggalan bersejarah indonesia, apalagi jika masuk ke museum yang ada di Monas.
Namun sayangnya dibalik itu semua, saat berkunjung ke Monas, saya tidak bisa naik ke puncak tugu Monas. Sebab, Monas dibatasi jam operasionalnya.
Tugu tersebut dibuka setiap hari mulai pukul 06:00 WIB hingga sampai pukul 16.00 WIB, sedangkan saya tiba disana sekitar pukul 17.30 WIB menjelang magrib.
Memang rasanya sangat sedih. Tapi gapapa, semoga saya bisa segera berkunjung ke tempat ini lagi deh ya, Amin. Semoga juga, teman-teman yang membaca tulisan saya ini bisa berkunjung ke Monas juga ya, Amin 😇 ***