Mampir Salat di Masjid Terapung Makassar

by Fifi SHN
0 comment

‎Semasa kuliah, ada masa-masa di mana saya semangat dalam menjalani perkuliahan. Namun, kadang kala datang juga masa jenuh saya.

Meski begitu, saya harus bisa melawan rasa jenuh tersebut. Itu sangat penting sekali, ya agar tidak berkepanjangan dan tidak berdampak pada kuliah saya nantinya.

Kendati begitu, untuk mengatasi kejenuhan ini, saya memilih untuk pergi jalan-jalan setelah sepulang kuliah yang perkuliahannya itu dimulai dari siang hingga sore.

Saya pun mengunjungi Masjid Amirul Mukminin, yang berlokasi di Jalan Penghibur No.289, Losari, Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid yang dibangun pada tahun 2009 ini adalah masjid pertama di Makassar, yang sebagai salah satu ikon Kota Makassar.

Masjid yang dikenal sebagai Masjid Terapung ini, tidak hanya menjadi rumah ibadah yang nyaman, tetapi juga sebagai destinasi wisata religi bagi pengunjung yang datang.

Mungkin sebagian dari teman-teman bertanya, mengapa masjid tersebut disebut Masjid Terapung?

Sebab, Masjid yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla ini tidak dibangun di atas daratan, tetapi berada pada permukaan air laut, yakni terletak di kawasan wisata Pantai Losari, Makassar.

‎Masyaallah, luar biasa pemandangan yang bisa dilihat dari Masjid Terapung ini.

Saya saat berada didalam Masjid Terapung di lantai 1 pada malam hari. (Dok. Foto: Pribadi)


Bagian dalam Masjid terdapat banyak hiasan lampu gantung bulat putih, memiliki dua menara yang menjulang tinggi, dan kubah berwarna warni yang menjadi daya tariknya.

Ada kaligrafi Arab yang cantik menghiasi dinding-dinding masjid.

‎Selain itu, saya merasakan sensasi sepoi-sepoi angin laut di dalam masjid seluas 1.683 meter persegi ini, sehingga menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan.

‎Khusus jama’ah wanita bertempat di lantai 2, sedangkan lantai 1 untuk pria. Namun, kalau keadaannya sepi, jama’ah wanita bisa menempati lantai 1.

‎Seperti Masjid pada umumnya, disediakan juga mukenah dan Al Qur’an yang bisa dibaca ba’da salat.

‎Fasilitasnya cukup lengkap, termasuk tempat wudhu dan toilet yang bersih, serta ruang salat yang nyaman.

Dari tempat wudhu dan toilet menuju ke tempat sholat bisa dibilang dekat, tidak ada tangga curam, sehingga bisa memudahkan jemaah dari berbagai usia.

Dibagian samping Masjid yang ditopang oleh 164 tiang pancang ini, juga terdapat tempat penitipan sandal dan sepatu.

‎Saya sudah lupa harus bayar atau tidak, klo semisalnya bayar entah dipatok harga atau bayar seikhlasnya.

‎Terdapat juga petugas di Masjid Terapung yang ramah, serta standby (siaga) membersihkan.

Walaupun ada penjaganya, namun jika teman-teman ingin berkunjung kesini tetap selalu jaga kebersihan ya.

Jam buka Masjid Terapung mulai setiap hari, sekitar pukul 04.00 s.d 06.00 dan 10.30 s.d 20.30 WITA.

‎Dengan berkunjung ke Masjid Terapung, sudah menjadi pilihan yang tepat sih bagi saya, sebab bisa melihat matahari terbenam (sun set) dari lantai 1 atau lantai 2, sembari menunggu waktu salat.

Apalagi, jendela Masjid Terapung terbilang besar, jadi bisa melihat pemandangan sekitar dengan leluasa.

‎Masjid yang didesain oleh Mantan Wali Kota Makassar, Muhammad Ramdhan Pomanto ini dibangun berada pada permukaan air laut, memberikan saya kesan seperti melayang di atas air.

Saya foto didepan Masjid Terapung. (Dok. Foto: pribadi)


Arsitekturnya yang unik, membuat Masjid Terapung ini dijadikan sebagai tempat berswafoto bagi yang berkunjung.

‎Ngomong-ngomong, pengunjung yang  memanfaatkan momen tersebut untuk berfoto, jangan lupa juga kalau salat harus diutamakan ya. Bagi yang muslim aja nih, hehehe.

Nah itulah tadi pengalaman saya mengenai Masjid Amirul Mukminin atau Masjid Terapung.  Bersyukur banget bisa jalan-jalan kesana, otak pun jadi fresh lagi, hehehe.

Apakah teman-teman tertarik untuk berkunjung ke sana? Silahkan mencoba, hihi 😉 ***

You may also like

Leave a Comment