Sampai sekarang ini, penyebaran virus corona belum juga berakhir ya teman-teman. Untuk menekan kasus virus corona yang terus bertambah, pemberian vaksin COVID-19 pun dilakukan. Pemberian vaksin menjadi salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung. Pemerintah menganjurkan agar semua orang nantinya akan mendapatkan suntikan vaksin.
Vaksin menjadi hal yang diprioritaskan disaat menyebarnya virus baru seperti Corona. Fungsi Vaksin pun dibuat untuk mencegah seseorang terkena virus dan melindungi tubuh dengan menciptakan antibodi di tubuh tanpa harus sakit karena corona. Dengan mendapatkan vaksin, kita bisa membantu melindungi orang-orang di sekitar kita agar tidak terpapar Covid.
Tetapi, masih ada masyarakat awam yang masih mempertanyakan apa manfaat dari vaksin COVID-19, efektivitasnya , cara kerjanya, atau mungkin efek samping yang dapat terjadi.
Yuk kita kenali tentang vaksinasi Covid-19 dan efektifitasnya sehingga kita lebih tahu tentang pentingnya upaya pencegahan virus Corona.
Tulisan ini saya buat setelah mengikuti Talk Show Ruang Publik KBR (Kantor Berita Radio) yang digelar PMI (Palang Merah Indonesia) dan didukung IFRC – Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Talk show ini mengambil tema “Efektivitas Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia” bersama Komunitas Sahabat Blogger (KSB), yang digelar secara daring pada Rabu, 15 September 2021.
KBR (Kantor Berita Radio) adalah penyedia konten berita berbasis jurnalisme independen yang berdiri sejak 1999. Dengan dukungan reporter dan kontributor terbaik di berbagai kota di tanah air dan Asia, produk KBR telah digunakan lebih dari 500 radio di Nusantara dan 200 radio di Asia dan Australia.
Sedangkan IFRC merupakan suatu badan yang mendukung perkara kemanusiaan yang diterapkan oleh perhimpunan nasional atas nama kelompok-kelompok rentan dan bertindak sebagai juru cakap dan sebagai wakil Internasional mereka.
Sebelum membahas lebih jauh, kita bahas dulu yuk apa itu vaksin dan vaksinasi.
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang dihasilkannya. Kemudian zat tadi diolah sedemikian rupa sehingga aman. Sehingga apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Sedang Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.
Vaksin bukanlah obat, melainkan vaksin yang mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.
Hingga saat ini sudah ada 9 jenis vaksin izin penggunaan di Indonesia. Dengan rincian pada Agustus 2021, ada 5 jenis vaksin yakni Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sinopharm. Semuanya telah mendapatkan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pada 7 September lalu BPOM kembali menerbitkan izin penggunaan darurat bagi 2 produk vaksin Covid-19 yang baru, yaitu vaksin Janssen dan vaksin Convidecia. Jadi total seluruhnya ada 9 jenis vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan di Indonesia.
Dengan penambahan jenis vaksin Covid-19 ini diharapkan dapat membantu upaya Pemerintah dalam mengejar peningkatan cakupan vaksinasi untuk segera mencapai herd immunity. Namun, meski jenis-jenis vaksin tersebut telah melalui pengkajian yang intensif terhadap keamanan, khasiat, dan juga mutunya, pertanyaan yang muncul di masyarakat, seperti apa efektivitas jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia?
Menurut dr. Julitasari Sundoro MSc, MPH – Pakar Vaksin, mengatakan bahwa semua vaksin yang sudah mendapat izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mengacu kepada US FDA (Food and Drug Administration).
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat adalah badan yang bertugas mengatur makanan, suplemen makanan, obat-obatan, produk biofarmasi, tranfusi darah, peranti medis, peranti untuk terapi dengan radiasi, produk kedokteran hewan, dan kosmetik di Amerika Serikat.
Tidak semua vaksin diproduksi dari Indonesia, sebagian adalah masih impor. Jadi, untuk beberapa vaksin seperti Moderna dan Pfizer, itu sudah mendapat Emergency Use Autorization (EUA) dari BPOM. Jadi sementara saja, sampai ada data-data yang bagus lagi. Secara dinamika, kebijakan pemerintah juga terus berubah-ubah dengan berjalannya waktu.
Emergency use authorization (EUA) atau otorisasi penggunaan darurat adalah izin yang dikeluarkan untuk penggunaan metode atau produk medis tertentu. Izin ini digunakan untuk mendeteksi, mencegah, atau mengobati penyakit dalam keadaan darurat, dalam hal ini pandemi virus corona.
Kemudian, vaksin Astrazaneca yang berasal dari Europe/Inggris dan Cina, sudah maju dan BPOM, sudah mengeluarkan izin untuk 9 jenis vaksin.
Terakhir, vaksin Covid-19 yang diproduksi Johnson & Johnson, yaitu Janssen. Vaksin ini merupakan suatu usaha dari pemerintah Indonesia yaitu Menteri Luar Negeri dan Kesehatan bekerja sama untuk me-lobby dan mendapat donasi dari pemerintah berjumlah 30 juta dosis. Sekarang ini sudah berjumlah 500.000 dosis yang akan datang secara bertahap.
Vaksin Jannsen ini cukup satu kali saja disuntikkan. Rencananya akan diberikan ke daerah yang jauh dari jangkauan.
Semua vaksin yang sudah masuk dan mendapat izin edar Emergency Use Autorization (EUA) dari BPOM, sudah mengalami pengkajian yang intensif dari Komite Nasional Penilai Obat Jadi terdiri dari pakar-pakar. Mereka telah me-review dokumen yang masuk sehingga BPOM memberikan izin edar berupa Emergency use authorization (EUA).
Setelah keluar Emergency use authorization (EUA), kemudian dikaji kembali oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) yang akan memberika rekomendasi kepada pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan.
Nah, dari berbagai jenis vaksin yang digunakan di Indonesia, semua vaksin sama baik. Semua telah memenuhi kaidah dari pemakaian vaksin. Perbedaannya itu adalah dari jenis cara teknik pembuatannya. Contohnya seperti vaksin Sinovac yang berasal dari Covid-19 yang dimatikan. Virusnya sudah mati tetapi masih menimbulkan imunogenisitas atau antibodi di tubuh kita.
Imunogenisitas adalah hal yang yang harus diperhatikan. Kalau imunogenisitasnya diberikan suntik terhadap seseorang dalam waktu 2x penyuntikan, maka akan timbul antibody yang protektif sehingga dapat melindungi kita.
Ayo teman-teman ikut vaksinasi. Karena dengan vaksin, antibodi kita sudah terbentuk. Meskipun begitu tetap harus kita waspada, bukan berarti kita harus lalai. Tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai anjuran agar dapat terus mencegah terpapar COVID-19. Pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Semoga sehat semua dan pandemi segera berakhir ya teman-teman. Aamiin.
FIFI SHN